Hukum Alam: Hukuman atau Hadiah, Ada Di sini dan Kini

Ada orang yang sudah sangat dewasa di dalam masyarakat. Pada tingkat yang tampak, jika kamu menjalankan moralitas, jika kamu tidak merugikan orang2 lain, jika kamu tidak menyakiti orang lain dengan tindakan apa pun, baik fisik maupun vokal, kelihatannya kamu berusaha membantu dirimu sendiri dan membantu masyarakat, karena kamu membantu mereka untuk hidup dengan damai. Namun ini hanyalah kebenaran yang tampak, bukan kebenaran sejati. Pada tingkat yang lebih dalam, dengan cara mempraktikan moralitas, pada kenyataannya kamu tidak sekadar membantu orang lain. Kamu membantu dirimu sendiri, untuk kepentinganmu sendiri.

Pada orang2 seperti ini dijelaskan demikian:

Sekiranya kamu membunuh seseorang, bagaimana kamu dapat melakukan pembunuhan? Kamu tidak dapat membunuh siapapun kecuali kamu telah membangkitkan sejumlah besar kemarahan, kebencian, iktikad buruk, dan rasa permusuhan. Kamu tidak dapat membunuh ketika sedang tersenyum atau tertawa gembira. Kamu harus membangkitkan negativitas di dalam pikiranmu. Dan begitu kamu membangkitkan negativitas, Alam mulai menghukummu. Mungkin kamu membunuh orang itu nantinya, tetapi sebenarnya kamulah korban pertamanya. Kamu telah merugikan dirimu sendiri karena telah lebih dulu membangkitkan ketidak-murnian, negativitas di dalam pikiranmu. Kamu tidak dapat membunuh orang tanpa membangkitkan negativitas.

Demikian juga, kamu tidak dapat mencuri kecuali kamu membangkitkan sejunmlah keserakahan yang besar di dalam pikiranmu. Kamu tidak dapat melakukan perilaku seksual yang salah kecuali kamu membangkitkan sejumlah besar nafsu birahi dan jasmani di dalam pikiranmu. Kamu tidak dapat berbicara nbohong kecuali kamu membangkitkan sejumlah besar ego, nafsu keinginan, atau kebencian. Baru saat itulah kamu dapat menipu orang lain. Bila kamu melanggar moralitas apa pun—pada tingkat fisik dan vokal—anda pasti telah menimbulkan suatu kekotoran tertentu di dalam pikiranmu. Dan berarti kamu telah mulai merugikan dirimu sendiri.

Bila kamu sebodoh ini, berarti kamu tidak tahu apapun tentang Hukum Alam. Hukum Alam mengatakan bahwa segera setelah kamu menimbulkan negativitas apapun, kekotoran batin apapun di dalam pikiranmu, Alam menghukum kamu. Jika kamu telah melanggar hukum alam, kamu akan dihukum. Dan kamu akan dihukum di sini dan kini, tidak hanya setelah mati. Hukuman yang akan datang setelah kematian memang akan datang. Tetapi itu merupakan hal lain, tak perlu dianggap penting. Orang yang bijaksana harus memberikan penekanan pada pentingnya realita saat ini. Apa yang sedang terjadi pada saat ini? Hukuman diberikan di sini dan kini.

Di dalam hukum alam, hukuman selalu bersifat langsung dan pada saat itu juga. Segera setelah suatu negativitas muncul di dalam pikiran, pada saat yang bersamaan penderitaan mulai muncul di dalam pikiran. Tidak ada sela waktu. Tidak akan terjadi, kamu membangkitkan negativitas sekarang dan baru beberapa saat kemudian kamu menjadi menderita. Kamu langsung menderita pada saat itu juga. Alam telah mulai menghukum kamu. Kamu tidak dapat menghindari hukuman itu. Kamu harus menanggungnya.

Apa yang sedang aku lakukan pada saat ini? Apakah aku sedang membangkitkan negativitas tertentu di dalam pikiranku? Jika demikian, alam telah mulai menghukumku. Jika aku tetap berusaha agar terbebas dari negativitas, negativitas tidak akan bangkit. Jika aku tidak melakukan suatu tindakan yang mengganggu orang lain—baik fisik maupun vokal—maka aku tidak membangkitkan negativitas di dalam pikiranku. Jika aku tidak membangkitkan negativitas, pikiranku menjadi murni dan Alam mulai memberiku hadiah di sini dan kini.

Pada saat pikiran yang murni telah mulai membangkitkan cinta kasih, welas asih, dan iktikad baik, pada saat itu juga kamu mulai mengalami kedamaian, harmoni, dan kebahagiaan. Kamu tidak usah menunggu. Kamu akan memperolehnya sekarang—di sini dan kini.

Inilah hukum alam. Bila orang makin bisa memahami hal ini, mereka akan giat mencoba menjalani kehidupan moralitas, bukan demi orang lain, melainkan demi diri mereka sendiri. Jika aku menjalani kehidupan moralitas, itu demi diriku sendiri. Aku membantu diriku sendiri. Dan jika aku membantu diriku sendiri, jelas aku telah mulai membantu orang lain juga. Jika aku merugikan orang lain, aku telah mulai merugikan diriku sendiri. Jadi, untuk kepentingan diriku sendiri, aku harus menjalani kehidupan moralitas.

Maka, sebagai orang dewasa, orang telah memahami: Aku harus tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan perilaku seksual yang salah, tidak bohong, tidak mabuk-mabukan.